Profil Pesantren

Profil Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin Ujungsemi

Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin Ujungsemi atau disingkat dengan PPRM Ujungsemi didirikan pada tahun 1967 M oleh KH. Ahmad Syahir. Pendirian pesantren ini bertujuan untuk mencetak generasi-genarasi muslim yang berakhlakul karimah serta selalu meniru kepribadian Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Para santri juga didik untuk memahami ilmu agama dengan sistem turun temurun dari generasi ulama salaf. Hingga pada pengasuh saat ini, Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin Ujungsemi juga mengunggulkan pendidikan agama disertai pengembangan kualitas pembelajaran Al-Qur’an.

Sejarah Singkat Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin Ujungsemi

Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin Ujungsemi atau disingkat dengan PPRM Ujungsemi didirikan pada tahun 1967 M oleh KH. Ahmad Syahir. Berdirinya pesantren ini bermula dari sepulang KH. Ahmad Syahir yang telah menyelesaikan menimba ilmu atas permintaan masyarakat. Mula-mula beliau diminta untuk mengaji kitab kuning oleh masyarakat desa hingga pada tahun sekitar 1963 M datanglah seorang santri asal batang subang bernama Bukhori, saat itu kediaman beliau masih berada pada sebelah barat masjid desa Ujungsemi (sebelah barat jalan raya). Pada Saat beliau hendak mendirikan pesantren, beliau diberi isyarat oleh KH. Siradj (Gedongan) dan KH. Hannan (Babakan) untuk mendirikan dilahan yang sekarang ditempati tersebut dengan ucapan “Mad, sira gawe pondoke ning (sebelah) kene bae”. Alhasil, didirikanlah PPRM Ujungsemi dilokasi tersebut.

Kemajuan pesantren terjadi sekitar tahun 1980-an, di mana kepemimpinan kepengurusan pesantren dibantu oleh putra pertamanya KH. Ahmad Syahir, yaitu KH. Busyrol Karim. Pada waktu itulah sistem pesantren mengalami kemajuan pengembangan sistemnya, yang dulunya hanya pengajian sistem bandongan hingga munculnya sistem sekolah klasik alias madrasah. Namun sayangnya, kepemimpinan putranya tidak berlangsung lama karena KH. Busyrol Karim telah mendahului untuk dipanggil kehadirat sang ilahi, yakni pada tahun 1993 M. Sepeninggal putra pertamanya, kepemimpinan pesantren diatur oleh adik laki-lakinya K. Izzudin Ahmad dalam meneruskan sistem pendidikan pesantren ini.

Pada tahun 1998 M, KH. Ahmad Syahir memberikan amanat kepemimpinan pesantren ini kepada menantu laki-lakinya yang bernama K. Achmad Muhaimin agar selalu istiqomah untuk mengajar dan membina para santri serta yang akan meneruskan kepemimpinan pesantren ini, sedangkan semua putranya agar terjun untuk membina dan mendidik masyarakat desa Ujungsemi.

Karena K. Ahmad Muhaimin berlatar belakang ahli Qur’an, beliau menambahkan dan mengembangkan sistem pendidikan al-Qur’an hingga mencetak generasi-generasi santri yang berpendidikan agama yang bermental Qur’ani.  

Visi

Mencetak generasi yang berakhlaqul karimah serta kecakapan dalam ilmu agama sesuai dengan landasan Al-Qur’an dan Hadis berdasarkan pemahaman ulama salaf.

Misi

  1. Mengembangkan kepribadian Rasulullah SAW dalam proses terbentuknya insan yang Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah;
  2. Melestarikan tradisi ulama salaf dalam mengaji kitab kuning;
  3. Memupuk pendidikan agama yang bermental Qur’ani;